MikeMediaIndonesia.com, Tahuna, Sangihe – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tahuna melaksanakan Ibadah Minggu pagi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) beragama Kristen yang dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus pukul 08.00 WITA, bertempat di Gedung Gereja Oikumene Filipi Lapas Tahuna, Minggu (6/7/2025).
Kepala Lapas Tahuna, Iskandar Djamil, menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan ini merupakan bagian penting dari program pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan. “Melalui ibadah dan sakramen Perjamuan Kudus, kami berharap Warga Binaan dapat mengalami pertumbuhan iman yang nyata, memperkuat nilai-nilai spiritual, serta menumbuhkan semangat hidup baru yang lebih baik dalam masa pembinaan,” ujarnya.
Iskandar juga mengapresiasi dukungan penuh dari Majelis Jemaat GMIST Efrata Tahuna yang senantiasa menjadi mitra Lapas Tahuna dalam pelayanan kerohanian. “Sinergi ini menjadi wujud nyata pelayanan yang inklusif, menjangkau mereka yang sedang menjalani pembinaan agar tetap memperoleh bimbingan iman dan kasih Tuhan,” tambahnya.
Ibadah ini dilayani oleh Majelis Jemaat GMIST Efrata Tahuna dan dipimpin oleh Pdt. Arcely Katamang-Ma’i, S.Th. Suasana khusyuk dan penuh hikmat mewarnai seluruh rangkaian ibadah, yang diikuti dengan antusias oleh Warga Binaan Lapas Tahuna.
Dalam perenungan firman Tuhan, Pdt. Arcely mengangkat nats dari 2 Raja-Raja 5:1–27, yang mengisahkan penyembuhan Naaman dari penyakit kusta. Dalam khotbahnya, Pdt. Arcely mengajak seluruh jemaat, khususnya Warga Binaan, untuk merefleksikan pentingnya ketaatan, kerendahan hati, dan kuasa penyembuhan Tuhan dalam kehidupan pribadi.
“Sebagaimana Naaman yang akhirnya sembuh karena menuruti perintah Tuhan meskipun awalnya menolak, demikian pula hidup kita akan dipulihkan ketika kita mau merendahkan hati dan percaya kepada firman-Nya,” ujar Pdt. Arcely dalam khotbahnya.
Ibadah tersebut dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus, yaitu sakramen suci sebagai bentuk peringatan akan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, yang dilakukan oleh umat Kristen untuk memperbaharui iman, mempererat persekutuan, dan hidup dalam kasih. Perjamuan Kudus ini menjadi momen sakral bagi Warga Binaan untuk merefleksikan pertobatan dan harapan akan pemulihan hidup.
Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan tertib, penuh kekhidmatan, serta tetap memperhatikan keamanan dan ketertiban yang berlaku di lingkungan Lapas. Melalui kegiatan ini, diharapkan Warga Binaan dapat semakin menyadari kasih Tuhan dan memiliki harapan untuk menjalani hidup yang lebih bermakna di masa mendatang.
(MikeTowira*)